Senin, 07 Juni 2010

M. Djumhaeri

Bandung, 5 April 1999
Rata Penuh
Kepada Yth.:
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI)
Di Jakarta

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Saya ucapkan selamat atas diterbitkannya buku "BAHAYA ISLAM JAMA'AH LEMKARI
LDII" dan kami sudah membaca buku tersebut dari salah satu teman pengajian
karena saya mencari di beberapa toko buku sudah habis, dimana saya harus
mendapatkan lagi?

Nama saya Mochmad Djumhaeri, alamat: Jl. Nursijan 24, Bandung 40261 adalah
salah satu korban dari rezim LDII, sehingga rumah tangga saya berantakan.

Sebelum ini saya tinggal di ibu kota Jakarta beserta isteri dan anak. Saya
bekerja di perusahaan swasta PT AR (sebelum perusahaan tersebut bangkrut
karena krisis moneter). Sedangkan isteri saya bekerja di perusahaan
penerbangan Charter berkantor di Jakarta Selatan sebagai sekretaris direksi.
Karena saya sering bertugas keluar kota atau ke cabang-cabang PT AR di
seluruh Indonesia, sehingga saya meninggalkan isteri dan anak karena tugas
kantor. Sebelum rumah tangga pecah, isteri dibai'at di kebon jeruk disaat
saya ditugaskan di Yogyakarta selama 2,5 bulan, saya pulang isteri langsung
memohon cerai karena dikatakan haram dan najis melebihi babi yang berlumpur,
jelas saya kaget padahal selama ini saya biarkan ia mengaji bersama
teman-temannya di kantor isteri, ia melakukan pengajian setiap hari dari jam
07.30 s/d 09.00 WIB pulangnya ia sambung ngaji di sekitar rumah dari jam
19.00 s/d 21.00 WIB. Sedangkan anak yang masih bayi diserahkan baby sister
untuk mengurusnya. Ini terjadi setelah pindah kontrakan ke jalan Gamprit III
Jatiwaringin ternyata rumah tersebut milik warga LDII dan mesjidnya berjarak
100 m dari rumah serta teman kerjanya menjadi tetangga saya, seminggu sekali
ia ngaji di masjid Pondok Gede.

Permohonan cerai/talak dari isteri, saya pertahankan dengan alasan orang
tua/bapak mertua lagi sakit kangker dan anak masih bayi. Walaupun saya
dikatakan kafir/tidak beragama/jahiliyah, tapi hanya Allah yang tahu
ibadahku, shalatku, puasaku semuanya demi Allah. Saya dan isteri sama-sama
Islam hanya beda organisasi, Islam jadi pecah. Setiap kali pulang ke Bandung
ia selalu minta diantar ke masjid LDII Jl. Sekejati, Kiara Condong, Bandung.
Gaji kami dipotong 10% untuk imamnya di LDII. Dan isteri saya menjual rumah
yang di Bogor dipotong 10 % untuk imamnya.

Puncak keributan kami, muncul setelah ada pihak ke-3 mencampuri urusan rumah
tangga bernama Bpk. Halim sebagai imam kelompok kantor isteri, ia satu
pekerjaan dengan Dian (isteri) kemudian saya didatangi ustadznya dari LDII
tetapi alhamdulillah saya tidak terpengaruh tetap pada aqidah yang dianut
semenjak kecil sampai sekarang.

Karena saya teguh pada prinsip aqidah akhirnya saya ditelpon oleh pak Halim,
tidak ada petir dan hujan disiang bolong ia marah-marah sayang sekali ia via
telpon.

Setelah saya pertahankan kira-kira 1 (satu) tahun lebih akhirnya jatuh talak
1 (satu) kepada Dian sebab saya tidak mau dhalim pada diri sendiri, dan kami
sepakat bahwa saya tidak ambil harta tetapi saya ambil anak untuk
diselamatkan, anak saya no.2 baru usia 1,9 tahun dan Dian setuju asal
dikabulkan permohonannya. Semenjak itu sampai sekarang saya tidak boleh
datang kerumahnya yang di Jatiwaringin padahal walau pisah kami masih
saudara karena adiknya nikah dengan kakak saya.

Dian pulang ke Bandung 1 (satu) bulan sekali untuk nengok anak. Sebelum
masuk LDII Dian orangnya baik suka hidup bermasyarakat tetapi ia sekarang
sombong, angkuh, pemarah dan suka tertutup, sebab calon masuk sorga menurut
Islam Jama'ah.

Saya berharap dalam do'a mudah-mudahan mendapat hidayah dari Allah Swt.
Supaya Dian sadar dan dapat berkumpul kembali dengan kami, untuk membentuk
keluarga sakinah, Amin.

Harapan saya kepada Ulama dan Umara untuk bisa menyelesaikan Islam Jama'ah
dengan tuntas sampai keakarnya.

Dan mudah-mudahan pihak pemerintah bersama MUI dapat membubarkan kemunafikan
dan kesesatan ajaran Lemkari/LDII yang sangat meresahkan ini. Semoga Allah
melindungi korban-korban dari kekufuran LDII dan memberikan kekuatan kepada
pihak-pihak terkait untuk memberantas kebathilan LDII, Amin.

Wassalam
Hamba Allah

MOCHAMAD DJUHAERI

Tembusan disampaikan kepada Yth.
Ketua MUI Pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar